KAPAN SEBAIKNYA ANAK DISUNAT?

Biasanya di Indonesia anak laki-laki disunat saat musim liburan sekolah. Padahal menurut sisi medis dan psikologis, waktu ini belum tentu tepat untuk melakukan sunat lho. Lalu kapan sebaiknya anak dianjurkan untuk disunat?

Secara medis, sunat merupakan tindakan memotong ujung atau menghilangkan sebagian kulit kepala penis pria. Biasanya prosedur khitan atau sirkumsisi ini dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun jasa sunat terdekat di area tempat tinggal. Meski begitu, disunat ataupun tidak juga turut dipengaruhi oleh kepercayaan agama dan budaya.

American Medical Association pernah melakukan survey alasan orangtua melakukan sunat pada anak di tahun 1999. Hasilnya, sunat turut dipengaruhi oleh tradisi agama dan budaya. Lalu saat ditinjau ulang di tahun 2001, alasan tersebut telah berubah. Sebanyak 23,5% orangtua melakukan sunat pada anak karena dipengaruhi oleh alasan kesehatan.

Meskipun terjadi proses yang menyakitkan saat sunat, faktanya sunat memiliki banyak manfaat lho. Misalnya seperti mengurangi risiko timbulnya infeksi saluran kencing pada pria. Saat dewasa, anak yang tidak disunat 10 kali lebih rentan terkena infeksi saluran kencing jika dibandingkan dengan anak yang disunat. Selain itu sunat juga menurunkan risiko kanker penis, meskipun penyakit ini jarang terjadi pada pria yang disunat ataupun tidak. Anak yang disunat juga lebih bebas dari masalah penis seperti peradangan, infeksi, juga iritasi yang kerap terjadi pada anak yang tidak disunat.

Integral Medical Center di London mengungkapkan jika waktu yang tepat untuk melakukan sunat adalah saat anak berusia sekitar 7-14 hari. Begitu pula dengan beberapa keyakinan agama dan tradisi budaya yang mewajibkan sunat pada anak laki-laki. Misalnya saja pada agama Islam yang menyarankan sunat bisa dilakukan sejak usia 1 minggu.

Secara medis, anak pun disarankan untuk disunat pada usia bayi. Beberapa ahli mengatakan jika bayi yang disunat sekitar usia satu minggu mengeluarkan sedikit darah saat proses sunat dilakukan. Selain itu pada usia bayi pembentukan sel-sel dan jaringan tubuh sedang tumbuh dengan pesat. Rasa sakit yang dirasakan pun belum terlalu berat sehingga akan mengurangi risiko trauma oleh proses sunat yang bisa memiliki dampak pada anak.

Namun tidak semua anak laki-laki bisa langsung sembarangan disunat saat masih bayi. Tentunya bayi harus dalam kondisi yang sehat dan organ vitalnya harus dalam keadaan yang stabil. Namun jika terdapat kondisi tertentu seperti adanya infeksi pada kelenjar, fimosis, atau adanya jaringan parut pada kulup penis bayi, barulah bayi akan disarankan untuk disunat.

Meski begitu, sebenarnya sunat bisa dilakukan kapan saja tergantung dengan kesiapan serta kondisi orangtua dan anak. Walaupun ada beberapa risiko yang bisa dialami jika anak baru disunat pada usia yang lebih dewasa, misalnya seperti perlunya beberapa jahitan pada kulit penis dan risiko pendarahan yang mungkin terjadi.


Source:

Hellosehat.com