BENJOLAN TAK WAJAR PADA TUBUH, WASPADAI LIMFOMA!

Penyakit limfoma atau kanker kelenjar getah bening makin disorot sejak meninggalnya presenter ternama Olga Syahputra yang mengidap penyakit ini dan sempat menjalani perawatan di Singapura kurang lebih satu tahun. Berdasarkan data WHO, angka kejadian limfoma terus meningkat. Bahkan, menurut laporan Konferensi Limfatik Internasional, di seluruh dunia setiap sembilan menit dilaporkan satu kasus baru limfoma. 



Apa sih limfoma itu?


Limfoma adalah kanker yang berasal dari sel kelenjar getah bening yang terdapat di berbagai bagian tubuh sebagai bagian dari sistem imunitas. Sel kelenjar getah bening tersebut membelah tidak terkendali sehingga terbentuk kanker. Ada dua jenis limfoma yaitu limfoma hodgkin / LH (jarang terjadi) dan limfoma non hodgkin / LNH (lebih agresif dan sering terjadi).



Belum ada penyebab pasti


Belum ada penyebab pasti limfoma, tetapi orang-orang dengan faktor resiko tertentu lebih mungkin terkena penyakit ini. Faktor resiko tersebut adalah : pria / wanita usia 15 – 38 tahun (LH), pria dengan usia di atas 60 tahun (LNH), infeksi epstein bar virus (EBV), infeksi HIV, paparan zat-zat kimia seperti benzene, insektisida, herbisida, dan banyak makan makanan berlemak.



Benjolan pada tubuh = tanda limfoma ?


Salah satu gejala limfoma yang paling umum dan bisa dilihat kasat mata adalah munculnya beberapa benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di berbagai bagian tubuh. Benjolan tersebut tidak terasa nyeri, tidak gatal, pemukaannya mulus, bila diraba keras seperti bola pingpong, dan membesar secara bertahap.


Menurut Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Spesialis Penyakit Dalam Gastroentero-Hepatologis di RSCM, seperti yang dilansir di health.okezone.com, ”Pembesaran kelenjar bisa muncul di leher, ketiak, dagu, selangkangan, dan bisa juga di usus. Kemunculan benjolan tidak bisa diperkirakan, dan besarnya pun beragam, bisa sebesar kacang, bisa juga sebesar kepalan tangan.”



Gejala lain limfoma


Kemunculan benjolan biasanya disertai dengan demam, penurunan berat badan secara signifikan (5 % – 10% berat badan dalam sebulan), berkeringat pada malam hari, batuk-batuk, sukar bernafas, nyeri dada, perut terasa begah, serta menurunnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan lemah dan letih yang tidak kunjung sembuh. Selain itu, juga terjadi perubahan pada kulit seperti eritoma (kulit kemerahan) dan erosi kulit (pengelupasan). Pada limfoma tahap lanjut, kulit bisa mengalami infeksi hingga bernanah.


Bisakah limfoma diobati?


Upaya pengobatan limfoma dapat ditempuh dengan kemoterapi, radiasi, imunoterapi, dan transplantasi sel. Selain itu, terapi psikologis berupa treatment palliative juga perlu diberikan guna menjaga mental dan kualitas hidup pasien. Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada usia, jenis sel kanker, dan stadiumnya. 



Pola makan sehat penderita limfoma


Berhubung penderita limfoma mengalami penurunan imunitas dan stamina, maka pola makannya juga harus dijaga. Menurut seorang ahli gizi dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, Cina, penderita limfoma masih bisa menjalani pola makan normal dengan gizi seimbang, tetapi harus menghindari makanan asam dan mengurangi garam.


Jaga terus pola hidup sehat Anda untuk mencegah limfoma. Bila Anda mengalami tanda dan gejala limfoma, jangan menunda deteksi dini. Semakin cepat diobati semakin besar harapan Anda untuk sembuh.




Sumber : health.okezone.com, canhope.com.sg