JENIS GANGGUAN MAKAN

Memasukkan makanan ke mulut dan mengecap setiap rasa yang hadir adalah proses yang menenangkan dan mengasyikkan. Namun, kehadiran gangguan-gangguan berikut bisa merusak kesenangan itu, tanpa ampun!



Bingeng Eating Disorder (BED). Jika Anda diet tapi berat badan justru bertambah dan tumpukan lemak di tubuh malah makin menjadi-jadi, bisa jadi Anda mengalami gangguan makan binge eating.


Anoreksia. Seseorang yang menderita anoreksia umumnya memiliki ketakutan yang tidak normal pada kegemukan.


Bulimia. Penderita bulimia mengalami siklus makan yang sangat berlebihan , untuk kemudian dikeluarkan kembali dengan cara dimuntahkan secara paksa atau melalui puasa dan olahraga berlebihan.


Penyebab ganguan makan. Anda sudah berkenalan dengan keluarga si penganggu, tapi apakah Anda tahu apa sebenarnya yang bisa ‘mengundang’ mereka ke kehidupan Anda?


Psikologis. “Para penderita gangguan makan banyak yang mengalami body image dysmorphic (BED), di mana cara pandang seseorang terhadap dirinya beda dangan cara pandang orang lain. Jadi, para pasien selalu merasa dirinya gemuk, walaupun fakta dan orang lain justru berkata sebaliknya. Selain itu, seseorang dengan BED selalu menilai berat badan menentukan segalanya, termasuk gagal tidaknya mereka dalam karier dan percintaan. Akibatnya, mereka menjadi terobsesi dengan berat badan sendiri.


Lingkungan juga memegang peranan penting. Pengaruh kebudayaan Barat yang mengagungkan persepsi ‘thin is beautiful’ meresap ke masyarakat melalui media massa yang mereka konsumsi setiap hari. “Terjadi peningkatan persentase pria yang menderita gangguan makan. Alasannya? Karena para pria kini semakin memerhatikan bentuk badannya. Sementara itu, diet yang terlalu ekstrem bisa mengganggu pasokan nutrisi yang dibutuhkan otak. Akibatnya, kerja otak menjadi tidak normal dan bisa memperparah gejala-gejala gangguan makan.


Berdampak fatal bagi kesehatan! Meski tergolong ke dalam penyakit kejiwaan, dampak gangguan makan bisa sangat merusak, bahkan membawa Anda menuju ke kematian. Studi dari National Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorders melaporkan, 5-10% pasien anoreksia meninggal dalam 10 tahun sejak pertama kali menderita gangguan makan tersebut.


Bahkan, dalam 20 tahun, angka tersebut bisa melonjak hingga 18-20%. Lalu, menurut South Carolina Department of Mental Health, sekitar 20% penderita anoreksia akan mati secara prematur akibat komplikasi dari gangguan mereka, termasuk karena bunuh diri dan masalah di jantung. Jika dibiarkan berlarut-larut, gangguan makan memang bisa berdampak ke kesehatan jantung.


Sumber: Men’s Health Indonesia