Akhir-akhir ini sepertinya sedang marak kasus keracunan makanan pada anak-anak sekolah. Penyebab utamanya diduga dari makan siang yang didapatkan secara gratis dari pemerintah. Wah, kira-kira berapa lama efek keracunan makanan yang dialami oleh anak-anak ini, ya, mengingat mereka masih harus sekolah?
Keracunan makanan adalah kondisi umum yang dapat menyerang siapa saja setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau toksin. Gejala utamanya meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, dan terkadang demam.
Durasi keracunan makanan sangat bervariasi, tergantung pada jenis patogen atau toksin yang menginfeksi, dan seberapa banyak yang dikonsumsi. Ini bisa terbagi menjadi dua fase, seperti penjelasan berikut ini:
Masa inkubasi adalah waktu antara paparan kontaminan hingga gejala pertama muncul. Jika disebabkan oleh toksin bakteri (seperti pada Staphylococcus aureus), gejala bisa muncul sangat cepat, yaitu 30 menit hingga 8 jam setelah makan.
Sementara keracunan yang disebabkan oleh bakteri atau virus (seperti Salmonella, E. coli, atau Norovirus), gejala baru muncul setelah 12 jam hingga 3 hari setelah makan.
Lalu berapa lama efek keracunan makanan yang disertai dengan gejala-gejalanya? Secara umum, gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh infeksi ini bermacam-macam, tergantung ringan atau tidaknya infeksi, misalnya saja:
Keracunan makanan ringan bisa terjadi selama 1 – 3 hari.
Keracunan makanan sedang bisa terjadi selama 3 – 7 hari.
Keracunan makanan parah bisa berlangsung selama 1 minggu (membutuhkan penanganan medis).
Sebagian besar kasus keracunan makanan ringan akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 48 jam. Fokus utama selama periode ini adalah mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare yang hebat.
Jika sudah tahu berapa lama efek keracunan makanan, pertanyaan selanjutnya adalah adakah obat untuk meringankan gejalanya?
Selama masa pemulihan, peran apotek sangat penting untuk menyediakan obat-obatan yang membantu meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan. Sobat Sehat dapat menemukan solusi ini lengkap di Apotek K-24.
Nah, berikut beberapa obat untuk mendukung perawatan saat mengalami keracunan makanan:
Norit, yang mengandung arang aktif, adalah pilihan obat di apotek untuk gangguan pencernaan, termasuk diare dan perut kembung akibat keracunan makanan. Obat ini bekerja dengan menjebak racun di usus untuk segera dikeluarkan tubuh.
Dosis standar dewasa adalah 5–7 tablet per dosis (maksimal 20 tablet sehari), dan harus diminum bersama air putih.
Oralit adalah obat yang sangat direkomendasikan untuk keracunan makanan karena efektif mencegah dan mengobati dehidrasi.
Larutan ini bekerja dengan cepat mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare, berkat formulasi khususnya yang mengandung anhydrous glucose, sodium chloride, natrium bicarbonate, dan potassium bicarbonate.
Tay Pin San adalah obat herbal yang bisa didapatkan di apotek untuk meredakan gejala keracunan makanan seperti diare, sakit perut, dan perut kembung. Obat ini dipercaya dapat mengurangi frekuensi BAB.
Wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Tay Pin San jika Anda memiliki riwayat penyakit atau sedang mengonsumsi obat lain.
Diagit Tablet direkomendasikan untuk meredakan gejala diare non-spesifik. Dengan kombinasi attapulgite dan pektin, obat ini bekerja dengan cara menyerap zat berbahaya seperti bakteri dan racun, serta membantu mengurangi frekuensi dan memadatkan tekstur feses.
Itu dia penjelasan singkat mengenai berapa lama efek keracunan makanan. Kunjungi Apotek K-24 terdekat untuk mendapatkan produk-produk di atas dan atau pesan online lewat aplikasi K24Klik. Sobat Sehat juga bisa konsultasi kepada apoteker yang bertugas untuk mendapatkan saran dosis yang tepat.
Referensi:
Health University of Utah (2022). How Long Until Food Poisoning Takes Effect? dari https://healthcare.utah.edu/the-scope/health-library/all/2022/12/how-long-until-food-poisoning-takes-effect