KENALI TERAPI CUCI OTAK YANG SEBABKAN TERAWAN DIBERHENTIKAN

Beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia khususnya yang menderita stroke dikejutkan dengan pemecatan dokter spesialis radiologi dari RSPAD Gatot Subroto, dr. Terawan Agus Putranto. Penyebabnya ialah dokter tersebut mencetuskan terapi cuci otak yang ia gadang dapat menyembuhkan pasien penyakit stroke. Terapi tersebut dianggap menyalahi kode etik profesi dokter sehingga Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memutuskan untuk memberhentikan dr. Terawan.

Menurut Terawan, terapi cuci otak yang ia berikan kepada pasiennya menunjukkan hasil yang bagus. Banyak pasien yang merasa sembuh setelah menerima terapi tersebut. Meskipun demikian, ternyata terapi cuci otak yang diberikan oleh dr. Terawan telah menimbulkan pro dan kontra selama bertahun-tahun. Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) pun juga menyatakan pendapatnya mengenai terapi cuci otak tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Perdossi, Prof. M. Hasan Machfoed yang mempertanyakan terapi tersebut pada tahun 2012.

Secara sederhana, terapi cuci otak yang dilakukan oleh dr. Terawan adalah memasukkan obat ke pembuluh darah otak penderita stroke atau yg disebut dengan trombolisis. Terawan menggunakan alat yang disebut Digital Substraction Angiography (DSA). Alat tersebut, menurut Hasan, hanyalah alat diagnostik sehingga memang fungsinya bukan untuk alat terapi. Untuk menggunakan DSA sebagai alat terapi dibutuhkan penelitian secara ilmiah yang dapat membuktikannya karena berhubungan dengan kesehatan manusia.

Terkait dengan terapi cuci otak, para dokter saraf tidak menyarankan pasien mengikuti terapi cuci otak yang metode dasarnya menggunakan DSA karena kurangnya bukti ilmiah yang mendukung kevalidan metode tersebut.
Beli obat stroke di Apotek K-24!


Sumber: Kompas.com