MITOS DAN FAKTA DONOR DARAH

Donor darah merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial yang sangat mulia, karena darah yang didonorkan dapat menyelamatkan nyawa orang lain yang membutuhkan. Sayangnya, belum banyak orang yang mau untuk donor darah. Beberapa alasan yang disampaikan antara lain adalah: 1). tidak pernah terlintas di dalam pikiran, 2). terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu, dan 3). merasa takut akibat mitos-mitos keliru seputar donor darah.


Padahal banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh. Donor darah tidak hanya bermanfaat bagi resipien (penerima) tetapi juga bagi pendonor. Bagi resipien manfaatnya sudah jelas, sedangkan bagi pendonor manfaat yang diperoleh adalah memperoleh pemeriksaan kesehatan dan analisis darah secara gratis. Selain itu, donor darah juga dinilai mampu menyehatkan tubuh pendonor dengan selalu memperbaharui sel-sel darah merah.


Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta seputar donor darah berdasarkan penjelasan seorang konsultan bank darah di Medcity Moolchand New Delhi India, Dr Rani Prem Kumar, seperti yang dikutip dari Healthmeup :


1. Mitos   : Donor darah adalah suatu prosedur yang menyakitkan.

Fakta : Ini adalah mitos. Menyumbangkan darah tidak menyakitkan sama sekali. Kita hanya merasakan sensasi seperti dicubit ketika jarum menusuk lengan.


2. Mitos   : Prosedur donor darah membutuhkan waktu yang lama.

Fakta : Ini adalah mitos. Prosedur donor darah mulai dari registrasi sampai pengambilan darah hanya berlangsung sekitar setengah jam.


3. Mitos : Sering ke rumah sakit untuk mendonorkan darah dapat menyebabkan seseorang terkena infeksi nosokomial.

Fakta   : Ini adalah mitos. infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh selama seseorang melakukan kunjungan, perawatan, atau bekerja di rumah sakit. Namun, Anda tidak perlu merasa takut terkena infeksi nosokomial jika sering melakukan donor darah di rumah sakit. Rumah sakit sudah memiliki program kesehatan dan keselamatan kerja untuk meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial.


4. Mitos   : Sering donor darah bisa membuat tekanan darah rendah.

Fakta : Ini adalah mitos. Banyak orang merasa tubuhnya lemah, pusing, mual setelah mendonorkan darah. Hal ini terjadinya karena adanya reaksi hipovolemia (tekanan darah turun mendadak pasca donor). Namun, bukan berarti sering donor darah membuat tekanan darah menjadi rendah. Hipovolemia bisa diatasi dengan berbaring sekitar 10 menit pasca donor sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis segera setelah donor. Pasca donor, dibutuhkan satu atau dua hari untuk mengisi volume cairan dalam tubuh dan tiga bulan untuk regenerasi sel darah merah. Oleh karena itu, seseorang hanya dapat mendonorkan darahnya maksimal empat kali dalam setahun (tiga bulan sekali).


5. Mitos   : Donor darah dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh.

Fakta : Ini adalah mitos. Donor darah tidak mempengaruhi tingkat kekebalan tubuh seseorang.


6. Mitos : Mendonorkan darah dapat berfluktuasi terhadap kadar gula darah.

Fakta   : Ini adalah mitos. Donor darah tidak akan mempengaruhi kadar gula darah. Tetapi, seorang pasien diabetes yang sedang menerima insulin memang tidak diperbolehkan untuk menyumbangkan darahnya.


7. Mitos   : Sering mendonorkan darah membuat tubuh kekurangan zat besi.

Fakta : Ini adalah mitos. Pasca donor darah memang dapat menurunkan kadar zat besi, tetapi sering donor darah tidak menyebabkan tubuh seseorang (yang sehat dengan gizi yang baik) kekurangan zat besi. Pasca donor darah dalam waktu 24 – 48 jam tubuh akan memproduksi lagi sel darah merah yang kaya akan zat besi. Penurunan zat besi setelah donor darah justru akan berefek positif bagi mereka yang menderita hemokromatosis. Hemokromatosis adalahpenyakit kelebihan zatbesi, di mana zat besi tidak dimetabolisme dengan benar dan menumpuk di jaringan di seluruh tubuh, terutama di hati sehingga mengganggu fungsinya.


8. Mitos : Donor darah secara teratur dapat menyebabkan obesitas.

Fakta Ini adalah mitos. Mendonorkan darah tidak mempengaruhi berat badan seseorang. Namun, beberapa orang setelah donor darah memang cenderung makan lebih banyak dari biasanya. Kuncinya adalah tetap mengontrol napsu makan.


9. Mitos : Seseorang tidak bisa mendonorkan darah jika sedang mengonsumsi beberapa jenis obat.

Fakta   : Ini adalah fakta. Orang yang sedang mengonsumsi beberapa jenis obat tertentu seperti aspirin, antibiotik, anti-hipertensi, steroid, hormon, antikoagulan, tidak bisa mendonorkan darahnya.


10. Mitos   : Wanita hamil tidak boleh mendonorkan darah.

Fakta : Ini adalah fakta. Wanita hamil tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah. Ibu hamil baru diperbolehkan untuk donor darah enam bulan setelah melahirkan.


11. Mitos : Ibu yang sedang menyusui tidak dapat mendonorkan darah.

Fakta   : Ini adalah fakta. Ibu menyusui sebaiknya tidak mendonorkan darah karena mendonorkan darah dapat mempengaruhi tingkat cairan di dalam tubuh dan juga dapat mempengaruhi pasokan ASI. Donor darah diperbolehkan tiga bulan setelah berhenti menyusui.


12. Mitos   : Wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan mendonorkan darah.

Fakta : Ini adalah fakta. Hal ini berkaitan dengan kadar zat besi. Saat sedang haid, kadar zat besi dalam tubuh wanita akan mengalami penurunan. Jika dilakukan donor darah maka dikhawatirkan akan terjadi anemia.


13. Mitos   : Seseorang tidak boleh mendonorkan darah jika sudah mengkonsumsi alkohol sehari sebelumnya.

Fakta : Ini adalah fakta. Sebelum mendonorkan darah, seseorang tidak dianjurkan mengkonsumsi alkohol sehari sebelumnya.


14. Mitos : Seseorang tidak boleh mendonorkan darahnya jika ia seorang perokok.

Fakta   : Ini adalah mitos. Seorang perokok tetap boleh mendonorkan darahnya tetapi harus menjauhkan diri dari paparan asap rokok atau berhenti merokok selama satu jam sebelum dan setelah donor darah.


15. Mitos   : Setelah menyumbangkan darah seseorang memerlukan istirahat

selama satu hari penuh.

Fakta : Ini adalah mitos. Seseorang dapat dengan mudah melanjutkan kegiatan sehari-hari secara rutin setelah menyumbangkan darah, tetapi dengan beberapa catatan yaitu kebutuhan cairan tubuh tercukupi dengan meminum banyak air putih atau jus dalam waktu 24 jam setelah donor darah, menghindari paparan sinar matahari, menghindari mengemudi selama 2 - 3 jam berikutnya, menghindari merokok selama 4 jam, dan menghindari alkohol untuk 24 jam.


Nah, jika hati Anda tergerak untuk melakukan donor darah, Anda bisa mendatangi rumah sakit atau PMI terdekat di kota Anda. Pastikan diri Anda memenuhi syarat sebagai pendonor. Syarat-syarat tersebut adalah: usia 17 – 65 tahun, berat badan minimal 45 kg, denyut nadi teratur sekitar 50 – 100 kali/menit, suhu tubuh normal (36,6 oC – 37,5 oC), tekanan darah normal (sistole 110 – 60 mmHg, diastole 70 – 100 mmHg), dan mencukupi kadar haemoglobin minimal (Hb wanita 12 gram%, Hb pria 13 gram%).


Selain di PMI atau rumah sakit, Anda juga bisa berpartisipasi mendonorkan darah pada event-event perusahaan yang bekerja sama dengan PMI. Misalnya saja, pada setiap pembukaan gerai baru Apotek K24 selalu menyelenggarakan acara donor darah. Hal ini sejalan dengan semangat PMI yang ingin menjadikan Donor Darah sebagai Gaya Hidup, dan Apotek K24 yang ingin ikut berperan serta mendukung kegiatan positif tersebut. 


Sumber : health.kompas.com