GIZI TAMBAHAN PADA SUSU FORMULA

Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, apa yang menjadi alasan mengapa produk susu formula satu dengan yang lain memiliki variasi harga yang berbeda meskipun mempunyai berat yang sama? Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan kelengkapan zat gizi yang ditambahkan ke dalam susu formula tersebut.


Zat-zat tambahan dalam susu formula bayi dan anak antara lain:


• Arachidonic acid (AA) dan docosahexaenoic acid (DHA)

Mungkin Anda cukup sering mendengar istilah AA dan DHA dari iklan-iklan produk susu yang bersliweran di televisi. Apakah AA dan DHA itu? AA dan DHA termasuk dalam asam lemak esensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga beberapa produk susu formula menambahkan kedua zat ini ke dalam produk mereka. Kedua asam lemak ini berfungsi untuk meningkatkan perkembangan fungsi penglihatan serta perkembangan otak bayi.


• Omega-3 (asam linolenat/ALA) dan omega-6 (asam linoleat/LA)

Ada beberapa produk susu formula yang tidak menambahkan komponen AA dan DHA, tetapi diganti dengan menambahkan senyawa induknya. Senyawa induk tersebut adalah asam linoleat (LA) atau omega 6 untuk sintesis AA, dan asam linolenat (ALA) atau omega 3 untuk sintesis DHA di dalam tubuh. Tujuannya adalah agar tubuh dapat membentuk sendiri AA dan DHA.


• Frukto-oligosakarida (FOS) dan galakto-oligosakarida (GOS)

FOS-GOS juga sering digembor-gemborkan dalam iklan produk susu formula. FOS dan GOS termasuk suatu jenis prebiotik yang efektif dalam meningkatkan flora usus atau bakteri baik dalam saluran pencernaan, yaitu Bifidobacterium  dan Lactobacillus. Diharapkan dengan adanya FOS dan GOS dalam susu formula bayi akan mampu menciptakan komposisi flora usus yang menyerupai dengan flora usus bayi yang mengonsumsi ASI.


• Laktulosa

Seperti halnya FOS dan GOS, laktulosa juga merupakan salah satu jenis prebiotik. Laktulosa dapat meningkatkan flora normal usus yaitu Bifidobacterium dalam saluran cerna. Adanya Bifidobacterium dalam saluran cerna bayi dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan absorpsi zat gizi serta meningkatkan sintesis dari vitamin B kompleks. Selain itu laktulosa berfungsi untuk mengurangi konstipasi (susah BAB).


• Nukleotida

Nukleotida berperan dalam meningkatkan pembentukan sel-sel tubuh terutama pada sistem kekebalan tubuh, serta untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh. Berdasarkan penelitian, didapatkan jumlah kandungan nukleotida dalam susu sapi segar lebih sedikit daripada jumlah kandungan nukleotida yang terdapat di dalam ASI. Oleh karena itu sebagian susu formula menambahkan nukleotida sebagai suplementasi susu formula. 


• Laktoferin

Laktoferin merupakan suatu  protein yang berikatan dengan zat besi. Laktoferin sangat identik sebagai komposisi utama di dalam ASI, dan memiliki berbagai macam fungsi antara lain sebagai antimikroba, mengatur penyerapan zat besi pada usus, regulasi pertumbuhan sel, dan mengatur sistem kekebalan tubuh.


• Taurin

Taurin merupakan salah satu asam amino yang terdapat di dalam ASI. Taurin ditambahkan untuk meningkatkan absorbsi lemak pada bayi. Selain itu taurin juga menunjang perkembangan otak.


• Kolin

Kolin di dalam tubuh turut membentuk struktur membran sel serta melindungi hati dari penumpukan lemak. Kolin diperlukan terutama bagi janin dan bayi karena pertumbuhannya yang sangat pesat.


• Sfingomielin

Sfingomilein merupakan suatu kandungan lemak di dalam otak yang berperan sebagai kerangka penyusun membran sel.


Suplementasi lainnya yang sering kali ditemukan dalam susu formula selain beberapa zat tambahan di atas adalah zat besi, kalsium, vitamin (A, D, E, K, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Folat, Piridoksin, B12, C) ) serta mineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Yodium, Seng, Selenium, Mangan dan Fluor).

Cukup banyak bukan zat gizi tambahan dalam susu formula bayi dan anak? Apakah semuanya dibutuhkan? Bisa Ya bisa Tidak, tergantung dari kebijakan Anda sebagai orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi/anak Anda. 


Namun, beberapa tips memilih susu formula bayi dan anak yang bisa kami bagi antara lain :


a. Untuk bayi, pilih susu formula dengan karakteristik mendekati ASI (misal memiliki kandungan laktoferin),

b. Sesuaikan susu formula dengan tingkat usia bayi dan anak (jangan memberi susu formula bayi untuk anak atau sebaliknya),

c. Pilih susu formula yang tidak mengandung zat-zat yang memicu alergi atau menimbulkan gangguan fungsi tubuh,

d. Cermati label pada kemasan. Perhatikan apakah susu formula yang Anda beli memiliki AKG yang sesuai untuk bayi dan anak, 

e. Sesuaikan harga produk dengan ekonomi keluarga, serta ketersediaan produk (mudah dicari dan distribusi yang berkelanjutan) di pasaran.


Pada prinsipnya, susu formula yang tepat tidak selalu susu formula dengan harga yang paling mahal, merk paling terkenal, paling banyak kandungan gizinya, atau yang paling laku di pasaran. Susu formula yang  tepat adalah susu formula yang bisa diterima oleh sistem tubuh bayi atau anak yang bersangkutan, dan tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh. 


Sumber : www.anaksehat.org,  www.info-kesehatan.net