MENGENAL JENIS SUSU FORMULA BAYI DAN ANAK

Susu formula berbeda dengan susu sapi segar meskipun bahan utamanya adalah susu sapi segar. Pada susu formula dilakukan fortifikasi (penambahan) aneka macam zat gizi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi dan anak.


Susu formula bayi diperuntukkan bagi bayi dengan usia 0 – 12 bulan. Fungsinya adalah sebagai pengganti atau pendamping air susu ibu (ASI). Susu formula bayi biasanya diberikan karena ada indikasi medis dimana ibu tidak bisa memproduksi ASI yang cukup. Selain indikasi medis, pemberian susu ini juga dapat disebabkan karena kurangnya waktu untuk menyusui, misalnya karena ibu bekerja. 


Susu formula anak diperuntukkan bagi anak usia 1 – 9 tahun dengan kandungan gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak di masa pertumbuhan (dengan tingkat aktivitas sehari-hari yang dianggap normal pada usia anak tersebut). Kandungan gizi dalam susu formula anak harus sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG). AKG ini berbeda-beda di masing-masing negara. AKG anak Indonesia mengacu pada AKG tahun 2004 yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.


Perbedaan susu formula untuk bayi dan anak terletak pada sasaran usia dan kandungan gizi. Susu formula anak tidak boleh diberikan pada bayi karena kondisi saluran pencernaan bayi belum sempurna untuk mencerna banyak bahan atau zat. Susu formula bayi juga sebaiknya tidak lagi diberikan kepada anak-anak karena kandungan gizi pada susu formula bayi tidak sesuai dengan AKG untuk masa pertumbuhan anak-anak.


Berdasarkan bahan utamanya, susu formula terdiri dari tiga jenis yaitu : 


1. Susu Formula Standar


Bahan utama susu formula standar adalah susu sapi. Susu formula standar untuk bayi diformulasi agar menyerupai karakteristik ASI (meskipun tidak ada yang bisa menandingi ASI). Susu jenis ini diperuntukkan bagi bayi yang sehat, dalam artian bayi tersebut tidak lahir prematur, memiliki kenaikan berat badan normal, dan tidak ada riwayat alergi. Susu formula standar untuk anak, diformulasi sesuai dengan AKG pada masa pertumbuhan anak-anak.


2. Susu Formula Khusus


Susu formula khusus diperuntukkan bagi bayi dan anak dengan kebutuhan khusus, misalnya alergi susu sapi, malabsorpsi, atau intoleransi laktosa. Contoh susu formula khusus adalah susu protein kedelai/soya, susu rendah laktosa, dan susu bebas laktosa. 


3. Susu Formula Elemental


Susu formula elemental diperuntukkan bagi bayi dan anak yang alergi dengan kedua jenis susu sebelumnya. Susu ini dihasilkan dari protein susu sapi yang dipecah/hidrolisa agar lebih mudah dicerna, kandungan lemaknya diperkecil tetapi zat gizi lainnya diperbanyak. Tidak heran jika harganya bisa 2x lipat susu formula standar. Untuk mengkonsumsi jenis susu formula ini harus konsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.


Berdasarkan kondisi saluran pencernaan, susu formula dibagi menjadi tiga kategori sesuai tahapan usia, yaitu:


1. Susu formula awal

susu formula awal diperuntukkan bagi bayi usia 0 – 6 bulan yang pada umumnya belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna.


2. Susu formula lanjutan 

susu formula lanjutan diperuntukkan bagi bayi usia 6 – 12 bulan, dimana mayoritas pencernaannya sudah mulai membaik dan bahkan sudah mulai diberi makanan pendamping ASI.


3. Susu formula tumbuh kembang

susu formula tumbuh kembang diperuntukkan bagi anak di atas usia 1 tahun, dimana pencernaan anak sudah mampu diberi makanan seperti yang dikonsumsi keluarga. Susu formula ini berfungsi hanya sebagai pelengkap gizi disamping makanan utamanya.


Berdasarkan bentuknya, susu formula ada tiga jenis :


1. Susu bubuk. Merupakan jenis susu formula yang paling banyak beredar di pasaran (terutama untuk susu formula bayi). Untuk penyajiannya harus dicampur dengan sejumlah air.


2. Susu cair konsentrat. Penyajian susu jenis ini juga harus diencerkan dengan sejumlah air. Namun, susu ini berbeda dengan susu kental manis yang merupakan susu non formula dan banyak mengandung gula.


3. Susu cair siap minum. Harga susu formula jenis ini relatif mahal. penyajiannya tidak perlu dicampur air sehingga bisa langsung diminum oleh bayi. Namun, di Indonesia bentuk susu formula ini masih jarang untuk bayi. Produk susu formula dalam bentuk ini mayoritas dibuat untuk anak balita dan anak usia sekolah, dengan berbagai rasa dan kemasan. Contohnya adalah susu UHT.


Selain itu juga tersedia susu formula yang khusus untuk bayi prematur (susu preterm) dan bayi sehat (normal) yang sedang mengalami masalah kesehatan tertentu (misalnya diare).


1. Susu preterm diformulasi dengan jumlah kalori dan lemak yang lebih banyak dan mudah diserap. Penggunaannya harus dengan konsultasi dan pengawasan dokter karena susu jenis ini dapat menyebabkan bayi menjadi gemuk.


2. Susu probiotik diperuntukkan untuk bayi sehat (normal) yang sedang mengalami gangguan pencernaan seperti diare, karena pada susu formula jenis ini ditambahkan bakteri baik untuk memperkuat usus dan sistem imunitas.


Semoga dengan mengetahui jenis-jenis susu formula ini, para orang tua lebih bijak dalam memilih dan membeli susu formula untuk bayi atau anak mereka. Pemilihan susu formula bayi dan anak yang tepat akan sangat menentukan tumbuh kembang bayi dan anak tersebut. 


Sumber : www.anaksehat.org, www.info-kesehatan.net