INI DIA BAHAYANYA BEHEL UNTUK BALITA!

Beberapa waktu lalu sempat viral nih video yang berisi seorang balita yang menggunakan behel atau kawat gigi. Jangan ditiru ya Sobat Sehat!

Tidak seharusnya anak dengan gigi susu dikenakan kawat gigi. Kawat gigi berfungsi untuk merapikan gigi, sementara anak-anak dengan gigi susu tidak memerlukan behel karena giginya belum permanen.

Nggak hanya itu, memasang behel pada balita bisa menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan gigi dan mulut anak lho. 

Pemasangan behel pada balita bisa menyebabkan sakit pada gusi. Pemasangan alat apapun pada gigi akan menekan gusi sehingga memicu infeksi dan nyeri pada gusi. 

Jika sudah demikian anak jadi tidak mau makan. Hal ini tentunya akan mengganggu kebutuhan gizi dan nutrisi anak dan bisa menyebabkan anak menjadi malnutrisi. 

Menurut jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh Band & Wire Orthodontics and Pediatric Dentistry, ada beberapa masalah yang bisa muncul akibat pemasangan behel pada anak yang berusia terlalu dini.

Misalnya seperti: menyebabkan masalah gigi crowding atau kondisi gigi yang berjejal atau bertumpuk. Pemasangan behel pada anak balita juga bisa memicu gigi berlubang hingga kerusakan akar gigi.

Tak hanya itu, hal ini juga bisa menimbulkan keadaan gigi yang overbite atau kondisi dimana gigi seri atas lebih maju dari gigi seri bawah. 

Masalah berikutnya adalah bisa menciptakan jarak antar gigi yang buruk.

Jadi sebaiknya jangan memasang behel pada balita ya Sobat Sehat!

Pemasangan behel sebaiknya dilakukan saat gigi permanen anak sudah tumbuh, idealnya saat anak memasuki usia 9-14 tahun. 

Pemasangan behel pada anak tentunya tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodontis agar masalah gigi anak bisa ditangani dengan baik.

Nah, daripada memasang behel pada balita, lebih baik jika Anda mengajarkan anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan giginya. Jangan ragu untuk membawa anak ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali untuk memudahkan deteksi masalah gigi dan mulut lebih dini pada anak.


Source: Dikutip dari berbagai sumber