MENGENAL DELIRIUM, GEJALA BARU PASIEN COVID-19

Tak hanya anosmia dan happy hypoxia, kini muncul gejala baru Covid-19, yakni delirium. Rupanya gejala ini bukanlah sesuatu yang berdampak pada fisik seperti nyeri atau sesak. Namun delirium lebih sebagai gejala Covid-19 yang berkaitan dengan kondisi kesadaran, kognitif atau kemampuan berpikir, juga psikis pasien.

Gangguan delirium pun ditandai dengan empat ciri, yaitu gangguan kesadaran hingga koma, gangguan kognitif disorientasi bahkan sampai tak bisa membedakan mana realita dan khayalan, lalu gangguan emosi dan kecemasan, serta gangguan tidur.

Tak hanya itu, kondisi delirium pun bersifat dinamis atau bisa berubah-ubah. Menurut Cleveland Clinic, sebanyak 20 hingga 30 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berpotensi mengalami hal tersebut.

Meski begitu, menurut ahli perawatan neurokritis, Pravin George, DO, delirium sebenarnya merupakan sebuah gejala yang sudah ada sejak lama. Hanya saja tanda dan gejalanya kerap tak terdeteksi sejak awal akibat banyak pasien yang berada di bawah pengaruh obat penenang atau obat lain yang memiliki efek samping yang menenangkan.

Lalu, apa bedanya delirium sebagai gejala umum dan sebagai gejala Covid-19?

Munculnya delirium sebagai gejala Covid-19 tentunya dipicu oleh suatu kondisi. Delirium pada pasien ini pun bisa disebabkan oleh virus corona yang terlanjur menyerang otak. Tak bisa dipungkiri jika selama ini para peneliti fokus mempelajari kerusakan sistem pernapasan akibat infeksi Covid-19. Namun rupanya setelah menyerang paru, virus ini pun juga bisa menyerang bagian lain seperti otak, ginjal, bahkan seluruh tubuh.

Secara garis besar, berikut ini merupakan penyebab mengapa infeksi virus corona bisa menyebabkan delirium:

-Virus menyerang otak

-Sasaran utama virus ini adalah paru-paru yang juga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Karenanya otak pun turut kekurangan oksigen dan menyebabkan fungsinya terganggu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan kognitif dan mental.

-Virus corona juga bisa membuat darah mengental. Semakin darah mengental, aliran pun akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan stroke pada pasien Covid-19.

Kondisi delirium ini memang tak sepenuhnya berkaitan dengan gangguan fisik. Karenanya, pasien pun memerlukan bantuan psikiater. Jangan ragu untuk menghubungi psikiater jika Anda mengalami beberapa gejala yang menyerupai delirium.


Source:

Dikutip dari beberapa sumber