DEAR SUAMI, DEPRESI PASCA MELAHIRKAN BISA MENYERANG ISTRIMU LHO. KENALI LEBIH LANJUT!

Sebagai orang tua, tentunya kehadiran anak membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi keluarga. Namun terkadang, kebahagiaan ini tidak dirasakan oleh istrimu. Jika setelah melahirkan istri Anda terlihat muram dan tidak bahagia, bisa jadi ia terkena postpartum depression atau gejala depresi setelah melahirkan.

Depresi setelah melahirkan sebenarnya tak hanya bisa dialami oleh istri, namun para ayah juga bisa mengalaminya setelah kelahiran bayi.

Meskipun sering dianggap mirip, namun depresi yang terjadi setelah melahirkan ini berbeda dengan baby blues. Menurut artikel yang dipublikasikan oleh National Institute of Mental Health di Amerika Serikat, baby blues merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan adanya perasaan khawatir, tak bahagia, dan kelelahan yang dialami oleh perempuan pasca melahirkan.

Baby blues merupakan suatu hal yang wajar, karena bayi yang baru lahir tentunya memerlukan perawatan ekstra dan normal jika sang ibu merasa khawatir. Sindrom baby blues biasanya terjadi selama satu hingga dua minggu dan bisa mereda dengan sendirinya. Sehingga sang ibu yang mengalami gejala ini tidak memerlukan penanganan yang serius.

Sementara itu, depresi pasca melahirkan memiliki gejala yang lebih berat, cenderung menetap, dan bisa berdampak negatif pada kehidupan ibu dan anak jika tidak segera ditangani. Depresi pasca melahirkan bisa dialami oleh wanita yang melahirkan normal ataupun caesar. Gangguan psikologis ini merupakan masalah umum yang mempengaruhi sekitar 13% wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Meski begitu, tidak banyak wanita yang menyadari jika dirinya sedang berada dalam kondisi ini. 

Apa yang Terjadi Jika Istrimu Terkena Depresi Postpartum?

Saat sang ibu terkena depresi setelah melahirkan, biasanya mereka akan menunjukkan beberapa gejala sebagai berikut:

1. Merasa sedih dan tidak memiliki semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Emosi yang berubah-ubah dan tidak stabil tanpa alasan yang jelas.

3. Kesulitan untuk merawat, berinteraksi, dan akrab dengan bayinya.

4. Sulit tidur.

5. Mengabaikan diri sendiri, seperti tidak mau makan, mandi, ataupun merawat dirinya sendiri.

6. Selalu merasa khawatir jika ada sesuatu yang salah dengan si bayi.

7. Sulit konsentrasi dan mudah lupa.

8. Tidak percaya diri, merasa bersalah, timbul keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.

Jika tidak ditangani dengan baik, depresi yang biasa terjadi pada enam minggu pertama pasca melahirkan ini bisa berlangsung dalam jangka panjang dengan akibat yang tidak kalah berbahaya jika dibandingkan dengan bentuk depresi serius lainnya. Sang ibu bahkan bisa berpikir untuk menyakiti bayinya.

Mengapa Bisa Terjadi?

Belum diketahui secara pasti penyebab depresi pasca melahirkan. Namun hal ini diduga bisa terjadi karena beberapa faktor. Misalnya seperti perubahan hormon atau masalah psikologis.

Seusai melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita akan menurun secara drastis. Hal ini diduga sebagai salah satu pemicu terjadinya perubahan suasana hati dan kondisi emosional yang tidak stabil.

Selain itu depresi pasca melahirkan ini juga bisa terjadi karena wanita merasa adanya tekanan yang begitu besar karena harus menjalani peran sebagai ibu sehingga menyebabkannya stress. Hal ini semakin menjadi-jadi ditambah adanya perasaan lelah setelah melahirkan.

Depresi pasca melahirkan juga berisiko dialami oleh wanita yang sebelumnya pernah mengalami gangguan psikologis tertentu. Misalnya seperti depresi atau gangguan bipolar. Meski begitu ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko wanita terkena depresi pasca melahirkan. 

Misalnya seperti mengalami kesulitan saat menyusui, menjalani kehamilan di usia yang terlalu muda atau telah memiliki banyak anak, mengalami kesulitan tertentu selama kehamilan atau persalinan, pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, hingga mengalami kejadian yang membuatnya stress.


Jika istri Anda menunjukkan gejala depresi setelah melahirkan, sebaiknya selalu dampingi dan berikan dukungan secara emosional padanya. Peran Anda sebagai suami sangat penting untuk mempercepat kondisi pemulihannya. Kasih sayang sebagai suami merupakan obat terbaik bagi istri untuk menjalani masa sulit. Meski begitu, istri Anda juga memerlukan pemeriksaan dan penanganan dari psikologis jika depresi yang dialaminya tidak kunjung membaik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk membantunya pulih dari gangguan psikologis yang dialaminya.


Source:

Dilansir dari berbagai sumber