INI ALASANNYA KENAPA MUDIK SAAT PANDEMI COVID-19 BERBAHAYA!

Menjelang momen ramadhan juga libur lebaran, pemerintah sudah menghimbau masyarakat Indonesia agar tidak mudik saat pandemi virus corona masih berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona ke berbagai wilayah di Indonesia terutama daerah dengan keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan.

Hingga awal April ini, jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai lebih dari 2.000 kasus. Angka ini masih bisa terus bertambah jika masyarakat tidak melakukan physical distancing atau pembatasan jarak, termasuk dengan melakukan mudik saat pandemi ini belum mencapai puncaknya. 

Tidak bisa dipungkiri jika mudik saat lebaran memang sudah menjadi tradisi. Setiap tahunnya puluhan ribu orang pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarganya. Namun kali ini tampaknya suasana akan menjadi berbeda karena adanya pendemi virus corona. 

Mudik saat adanya pandemi ini malah bisa membahayakan diri dan keluarga yang dikunjungi karena virus corona dapat menular dengan cepat. WHO pun menyebutkan jika transmisi Covid-19 mencapai 2,5 yang artinya satu orang pasien positif bisa menularkan setidaknya dua orang yang sehat.

Saat mudik tentunya kita menjumpai banyak sekali orang selama perjalanan, terutama jika  menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta api, kapal, atau pesawat terbang. Hal ini menjadi lebih bahaya karena kita tidak bisa mengenali mana orang yang positif terinfeksi Covid-19 dan mana yang benar-benar sehat. Karena seseorang yang telah positif terinfeksi pun bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun.

Penularan virus corona bisa terjadi jika kita menyentuh benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Virus ini bisa jadi menempel pada benda-benda yang dijumpai selama perjalanan.

Mudik memang berbahaya karena seseorang yang terinfeksi tanpa sadar bisa melanjutkan penyebaran tidak hanya pada sejumlah orang yang dijumpai namun juga membawa virus ke kampung halaman.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika terlanjur mudik?

Jika keadaan memang sangat tidak memungkinkan dan membuat Anda terpaksa harus pulang ke kampung halaman, ada beberapa hal yang harus dilakukan saat tiba di rumah.

Setibanya di kampung halaman, status si pemudik ini berubah menjadi ODP atau Orang Dalam Pemantauan. Sesuai protokol WHO, status ODP wajib mengisolasi diri selama 14 hari dan tidak pergi kemanapun kecuali ke dokter atau ke rumah sakit.

Selama mengisolasi diri sebaiknya orang dengan status ODP melakukan beberapa hal berikut:

  1. Berada di kamar yang terpisah, sebisa mungkin menempati kamar tidur dengan  sirkulasi udara yang baik.

  2. Batasi interaksi dengan orang serumah. Jika terpaksa harus berinteraksi setidaknya ODP harus menjaga jarak minimal satu meter. Jangan lupa untuk menggunakan masker saat harus berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

  3. Jaga kebersihan. Virus corona bisa bertahan di permukaan benda. Karenanya, ODP harus rutin membersihkan benda yang sering disentuh. Misalnya seperti gagang pintu, meja, kursi, dan lain sebagainya. Selain itu ODP pun juga harus rutin mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan aktivitas setidaknya selama 20 detik.

Mengkarantina diri memang tindakan pencegahan penularan terbaik yang bisa dilakukan jika Anda benar-benar harus pulang ke kampung halaman. Jika saat mengkarantina diri muncul beberapa gejala seperti demam atau sesak nafas, segera hubungi Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat.


Source:

hellosehat.com