CEGAH KANKER KULIT MELANOMA SEDARI DINI DENGAN ABCDE

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa kanker kulit ternyata tak kalah mematikan bila dibandingkan dengan kanker jenis lainnya. Kepergian Adara Taista, istri dari putra bungsu mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, setelah berjuang melawan kanker kulit melanoma membuat masyarakat membuka mata dan lebih waspada dengan berbagai gejala yang timbul akibat kanker kulit.

Menurut skincancer.org, kanker kulit melanoma berkembang pada sel melanosit yang menghasilkan melanin atau pigmen yang memberikan warna pada kulit. Kanker tersebut tak hanya menyerang permukaan kulit namun dapat juga menyerang organ dalam. Hingga kini, belum diketahui dengan jelas penyebab kanker yang mematikan ini. Namun, situs Cancer.org menyebutkan bahwa paparan radiasi ultraviolet sinar matahar yang tinggi serta lampu tidur dapat meningkatkan risiko melanoma.

Kanker kulit melanoma dapat ditangani apabila tanda-tanda awalnya diketahui. Bila muncul tahi lalat atau bintik yang tidak wajar pada permukaan kulit, bisa jadi hal tersebut menjadi pertanda kanker kulit melanoma. Berikut ini adalah 5 cara sederhana untuk mendeteksi kanker kulit yang disingkat dengan ABCDE.

Asimetris (Bentuk Tidak Teratur)

Bila Anda perhatikan, tahi lalat yang muncul pada kulit memiliki bentuk yang simetris. Berbeda dari tahilalat, bercak pertanda kanker kulit memiliki bentuk yang tidak teratur atau asimetris. Jika Anda menemukan bercak gelap dengan bentuk tidak simestris, waspadalah dan periksakan ke dokter.

Irregular Border (Batasnya tidak teratur)

Batasan pada tahi lalat normal cenderung halus dan teratur. Namun, jika bercak pada tubuh Anda memiliki batas yang tidak teratur, kasar, dan tidak merata sampai berlekuk-lekuk, maka Anda wajib curiga bila bercak tersebut ternyata melanoma.

Change in Color (Warna Berubah)

Tahi lalat yang normal hanya memiliki satu warna dan tidak berubah-ubah. Sebaliknya, melanoma memiliki warna yang berbeda dan berubah-ubah. Bahkan, melanoma bisa berubah menjadi merah, putih, maupun biru.

Diameter

Ukuran diameter tahi lalat yang normal umumnya lebih kecil atau sekitar 6mm. Melanoma justru memiliki diameter yang berukuran lebih besar dari 6mm. Namun, awalnya mungkin ukuran melanoma lebih kecil dari itu sehingga sering dikira tahi lalat.

Evolving (Bentuk Berubah)

Tahi lalat yang jinak bentuknya tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu. Namun, yang perlu diwaspadai bila tahi lalat semakin besar dan mengalami perubahan baik bentuk, ukuran, maupun warnanya.

Selain kelima ciri-ciri di atas, tahi lalat yang sebenarnya melanoma juga menunjukkan gejala lain seperti gatal-gatal maupun muncul perdarahan. Dengan demikian, pastikan Anda memperhatikan tahi lalat yang muncul di tubuh sehingga kanker kulit dapat terdeteksi.


Sumber: Tribunnews.com