“Apa saja faktor penyebab stunting anak Indonesia yang perlu diwaspadai sejak dini?” Stunting, masalah gizi kronis yang menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak, tetap menjadi tantangan serius di Indonesia. Oleh karena itu, jangan sepelakan makanan atau minuman yang dikonsumsi setiap hari, ya.
Untuk menanggulangi kondisi ini, penting bagi orang tua dan penyedia layanan kesehatan untuk memahami akar masalahnya. Stunting bukanlah masalah kekurangan gizi sesaat, melainkan hasil dari kekurangan nutrisi yang terjadi bertahun-tahun, terutama dalam periode kritis 1000 hari pertama kehidupan.
Di Indonesia, stunting dipicu oleh kombinasi kompleks antara masalah kesehatan, gizi, dan lingkungan. Nah, berikut penjelasan lebih jelasnya:
Kekurangan gizi sudah dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) atau anemia (kekurangan Zat Besi dan Asam Folat) memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (stunting sejak janin).
Faktor penyebab stunting anak Indonesia yang selanjutnya adalah praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang belum optimal. Contohnya saja tidak semua bayi mendapatkan ASI eksklusif penuh selama enam bulan pertama.
Belum lagi pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlambat, kurang padat nutrisi (terutama protein hewani), atau tidak higienis.
Faktor lingkungan juga krusial. Anak yang sering terpapar penyakit infeksi (seperti diare dan cacingan) karena sanitasi yang buruk (seperti buang air besar sembarangan atau akses air bersih yang minim) akan sulit menyerap nutrisi makanan.
Energi dan nutrisi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh kembang, malah terpakai untuk melawan infeksi.
Ibu dan anak yang jarang melakukan pemeriksaan rutin ke Posyandu atau Puskesmas (seperti imunisasi dan pemantauan berat badan) berisiko tinggi luput dari deteksi dini masalah gizi dan kesehatan.
Menyadari kompleksitas faktor penyebab stunting anak Indonesia, Apotek K-24 menjalin kerja sama strategis dengan Sarihusada Generasi Mahardika (Danone Indonesia) untuk memberikan solusi nyata di tingkat komunitas.
Kolaborasi ini akan diwujudkan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk "Festival Sehat Ceria Si Kecil", yang bertujuan memberikan edukasi gizi dan distribusi nutrisi kepada anak-anak yang membutuhkan.
Selain itu, juga memastikan anak-anak yang teridentifikasi berisiko mendapatkan asupan nutrisi yang tepat.
Sinergi antara penyedia layanan farmasi terpercaya (Apotek K-24), ahli nutrisi global (Danone), dan pemerintah daerah (Dinas Kesehatan) diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya pencegahan stunting di Kota Yogyakarta.
Acara seremoni Festival Sehat Ceria Si Kecil sendiri diadakan pada 26 Oktober 2025 di Taman Pintar Yogyakarta. Kurang lebih 500 anak di Yogyakarta yang masuk dalam kelompok stunting dan pre-stunting akan hadir untuk meramaikan acara.
Nantikan keseruan acara Festival Sehat Ceria Si Kecil dari Apotek K-24 dan Danone ini, ya! Mari bersama-sama wujudkan generasi Indonesia yang tumbuh optimal, sehat, dan cerdas.
Referensi:
Kemenkes. Stunting dari https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/stunting
Info Singkat Vol. XV, No. 14/II.Pusaka/Juli/2023. Stunting di Indonesia: Akar Masalah dan Solusinya