BISNIS YANG TIDAK TERPENGARUH PADA TREND, LIFE STYLE, ATAUPUN MODE

Tiada hari tanpa prestasi, begitulah kira-kira kata yang tepat untuk Apotek K-24. Waralaba asal Jogjakarta ini terus melakukan ekspansi bisnisnya ke beberapa kota di Indonesia sehingga beberapa kali mendapat penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Bulan Agustus lalu saja contohnya, Apotek K-24 baru saja mendapatkan rekor MURI sebagai apotek yang melakukan pembukaan outlet terbanyak serentak, 24 outlet di 13 kota. Pembukaannya sendiri dipusatkan di kota Hujan,Bogor dan diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Dede Yusuf.

Menurut Wenny Tri Suryani Franchise Manager Apotek K-24, dengan dibukanya 24 gerai secara serentak, membuat Apotek K-24 semakin mengukuhkan diri sebagai jaringan waralaba apotek terbesar di Indonesia dengan total outlet per September 85 buah.

Sementara itu Gideon Hartono, Direktur sekaligus founder Apotek K-24 merngatakan Apotek K-24 diwaralabakan agar bisa sebanyak mungkin menyebar di seluruh Indonesia sehingga bisa mewujudkan misi luhurnya yakni menyediakan kebutuhan masyarakat akan obat-obatan yang asli dan komplit secara merata, serta selalu melayani 24 jam non stop.

Gideon menerangkan, bisnis apotek adalah ladang emas yang tidak berkesudahan apapun kondisinya, Dia akan tetap dibutuhkan, sepanjang orang masih sadar akan kesehatan. “Jadi Hit bukan bisnis musiman. tidak terpengaruh pada trend lifestyle, ataupun mode,” ujamya.

Dari segi investasi, untuk membuka Apotek K-24 relatif terjangkau.Pasalnya, franchisee fee-nya cuma Rp 80 juta untuk masa kerjasama 6 tahun. Sedangkan untuk royalti fee juga relative rendah, hanya 1,2% dari per bulan, Gideon mengatakan royalti fee di Apotek K-24 adalah paling rendah dibanding waralaba apotek lain. Rendahnya royalti fee dimaksudkan agar tidak memberatkan franchisee.

Selanjunya, untuk pendirian gerai minimal membutuhkan ruangan berukuran 60 m2 dengan lokasi ditempat yang strategis.Ruangan tersebut harus sesuai standar Apotek K-24 mulai dari mebelair, interior, eksterior, sarana IT dan signage.Watch Brands . Kalau dihitung secara keseluruhan, untuk membuka 1 gerai Apotek K-24 franchisee harus menyediakan dana investasi awal sekitar Rp. 650 juta hingga 700 juta.

Karena merupakan bisnis waralaba, maka dukungan kepada franchisee pasti akan di berikan. Dukungan diberikan mulai dari dukungan pra operasional sampai dengan operasional. Dukungan pra operasional sepertu survey lokasi, desain outlet, penyediaan SDM, initial training, stok obat awal,dan lain-lain. Sedangkan dukungan operasional meliputi Training SDM, pendampingan, administrasi dan financial, sta promosi dan lain-lain.

Lantaran Apotek K-24 buka selama 24 jam non stop serta produk obat-obatan yang dijual asli dan terjangkau harganya, dari pengalaman outlet yang sudah berjalan, rata-rata bisa menghasilkan omset yang sangat membanggakan, sekitar Rp 250 -juta sebulan.

Hi-Lab, Laboratorium Diagnostic Centre

Kesuksesan Apotek K-24 merajai jaringan waralaba apotek di Indonesia, membuat sang founder Gideon Hartono mendirikan usaha Laboratorium Diagnostic Center yang diberi nama Hi-Lab. Dan sama seperti Apotek K-24, Hi-Lab juga disiapkan pengembangannya melalui pola waralaba dengan harapan bisa meng-indonesia bahkan meng-Asia.

Sebagai langkah awal, Hi-Lab yang dirintis oleh Gideon pada Desember 2007 di Jogjakarta, akan membuka cabangnya di Jakarta. Menurut Wenny, pembukaan cabang Hi-Lab di Jakarta merupakan hasil kerjasama dengan salah satu franchisee Apotek K-24 di Jakarta. “Sejak awal Hi-Lab sudah dibuat dengan sistem yang siap untuk franchise, semua sudah ada standarisasi,” kata Wenny. .

Dijilaskan, sebagi Laboratorium Diagnostic Center Hi-Lab mengutamakan kecanggihan teknologi. Dan lagi-lagi kecanggihannya itu sudah diakui oleh MURIs sebagai Laboratorium pertama di Indonesia yang hasil labnya dapat diakses melalui sms dan internet.

“Kelebihan Hi-Lab sebagai diagnostic center adalah paling luas, teknologi canggih, berkualitas dan cepat namun dengan biaya yag terjangkau,” imbuh Gideon.

http://yukbisnis.info/bisnis-yang-tidak-terpengaruh-pada-trend-life-style-ataupun-mode/