SEBELUMNYA DIANJURKAN DIMAKAN, KINI KEONG SAWAH SEBABKAN PENYAKIT MEMATIKAN?

Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Indonesia menganjurkan rakyat Indonesia untuk makan keong sawah sebagai pengganti protein yang tidak didapatkan dari daging. Kali ini, keong kembali muncul ke permukaan. Bukan lagi karena anjuran makan keong, melainkan karena adanya penyakit yang disebut dengan Demam Keong. Hmm, apakah ini sejenis penyakit yang ditularkan oleh keong sawah?

Ya, demam keong merupakan salah satu penyakit yang sebenarnya mematikan namun sering diabaikan. Demam ini memang ditularkan oleh keong sawah. Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan data bahwa di tahun 2017 terjadi 80 kasus penyakit demam keong dan salah satunya menyebabkan kematian. Demam keong ini terjadi di wilayah Sulawesi Tengah, tepatnya di Poso dan Sigi.

Demam keong, atau Schistosomiasis, merupakan jenis penyakit tropis yang sering terabaikan. Sebenarnya, penyebabnya adalah cacing Schistosoma japonicum. Cacing ini bisa menjangkit manusia secara langsung, namun bisa juga melalui keong atau hewan mamalia. Menurut Menteri Nila, meskipun kasusnya saat ini hanya terjadi di Sulawesi Tengah, bukan tidak mungkin bila hewan ternak yang dibawa ke luar wilayah menyebarkan virus yang sama. Oleh karena itu pemerintah Indonesia berusaha memastikan bahwa negara ini bebas dari demam keong. Tak hanya itu, lokasi masalah pun dipastikan steril dari virus tersebut.

Cara penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan air. Seperti yang kita ketahui, keong yang menjadi pembawa virus hidup di perairan sawah. Dengan melakukan aktivitas di air yang menjadi habitat keong pembawa virus saja manusia sudah mungkin terinfeksi pneyakit ini. Larva infektif serkaria dapat dengan mudah menembus kulit manusia. Larva tersebut kemudian berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia.

Demam keong bisa dideteksi dari beberapa gejalanya. Pada stadium awal, kulit menjadi gatal-gatal karena upaya larva serkaria untuk menembus kulit. Selanjutnya adalah stadium akut. Stadium ini dimulai ketika larva sudah berkembang menjadi cacing dewasa dan bertelur. Pada stadium ini, penderita akan mengalami demam, diare, berat badan berkurang drastis, dan muncul gejala disentri. Selain itu, ruam merah dapat muncul juga. Bila tidak segera ditangani dan dibiarkan menahun, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan hati atau sirosis hati dan limfa. Kondisi inilah yang menyebabkan penderita menjadi lemah dan bisa menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, bila Anda beraktivitas di area persawahan atau di perairan yang kotor, ada baiknya Anda memakai perlengkapan yang lengkap seperti sepatu boot. Bila Anda mengalami berbagai gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter agar bisa didapatkan penanganan yang tepat.


Sumber: Okezone.com