MENGENAL KONDISI IMPOSTOR SYNDROME, APAKAH ITU?

Sobat Sehat sedang hobi bermain games Among Us? Dalam permainan tersebut, semua pemain akan dikecohkan dengan peran si Impostor. Rupanya tak hanya dalam permainan tersebut, dalam dunia nyata pun terdapat Sindrom Impostor yang merupakan sebuah gangguan kecemasan. Lalu, seperti apakah sindrom ini?

Impostor Syndrome merupakan kondisi saat seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dimilikinya. Gangguan psikologis ini menyebabkan pengidapnya merasa was-was, seolah suatu hari nanti semua orang akan menganggap jika dirinya merupakan seorang penipu yang tidak berhak mengakui keberhasilan yang dimilikinya.

Kondisi psikologis ini sebenarnya tak termasuk dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), sehingga tak termasuk dalam gangguan jiwa. Namun berbagai penelitian mengatakan jika sindrom ini cukup sering ditemui di masyarakat. Kondisi ini pun biasanya disertai dengan gejala gangguan cemas juga depresi.

Berdasarkan berbagai sumber, hingga saat ini belum bisa dipastikan mengapa seseorang bisa mengidap sindrom impostor. Namun sejumlah ahli percaya jika sindrom ini berkaitan dengan gangguan kecemasan atau masalah saraf. Di sisi lain ada juga yang meyakini jika kondisi ini disebabkan oleh masalah perilaku dan lingkungan, terutama dari keluarga yang selalu menuntut.

Seseorang yang terkena impostor syndrome bisa terjadi karena selalu dianggap kurang oleh lingkungan sekitarnya. Akibatnya terbentuk pola pikir yang terbentuk di orang tersebut jika ingin dicintai ia harus membuat keberhasilan-keberhasilan tertentu bahkan harus sempurna. Pola pikir ini pun tertanam dalam waktu yang lama hingga akhirnya penderita tidak pernah merasa puas dengan semua yang telah dikerjakan oleh dirinya sendiri.

Beberapa gejala yang menunjukkan sindrom impostor ini adalah seseorang akan menjadi merasa perfeksionis, nyaman dengan dirinya sendiri, hingga selalu bekerja dengan lebih keras agar mendapatkan hasil yang terbaik. Jika tidak mendapatkan pujian, biasanya mereka akan merasa terpuruk. 

Jika Anda menemukan seseorang dengan gejala tersebut atau bahkan merasakannya, jangan ragu untuk membicarakannya dengan psikolog.


Source:

Dilansir dari berbagai sumber