JANGAN BAKAR SAMPAH LAGI, BANYAK EFEK BURUKNYA!

Sampah, khususnya sampah rumah tangga, terkadang begitu banyak hingga diperlukan tempat sendiri untuk membuangnya. Beberapa orang mungkin memilih berlangganan tukang sampah sehingga mereka tidak perlu repot-repot memikirkan kemana membuang sampah-sampah tersebut. Namun, terkadang para ibu rumah tangga sudah tidak sabar untuk menunggu kedatangan tukang sampah dan akhirnya pun memilih untuk membakar sampah mereka di pekarangan rumah. Kebiasaan ini dianggap wajar karena banyak orang yang melakukannya. Eits, tapi tunggu dulu, banyak yang melakukan bukan berarti benar lho! Ternyata, ada berbagai masalah kesehatan yang muncul akibat kebiasaan membakar sampah ini.

Sampah rumah tangga terdiri dari berbagai jenis bahan yang mengandung berbagai zat kimia. Bila Anda membakar sampah Anda, bukan tidak mungkin bila berbagai zat kimia tersebut memuai ke udara dan memicu polusi. Bahkan, beberapa jenis zat kimia yang ikut terbakar bersama sampah ternyata menjadi ancaman bagi kesehatan. Dua zat utama yang sering ditemukan dalam asap pembakaran sampah adalah karbon monoksida dan formaldehida atau formalin. Dua zat inilah yang paling sering memicu penyakit pernapasan, menurut US Environmental Protection Agency.

Tak hanya karbon monoksida dan formaldehida, asap pembakaran sampah juga mengandung berbagai partikel logam berukuran kecil yang apabila terhirup dapat langsung menembus paru-paru. Selain itu, asap pembakaran sampah juga mengandung merkuri, hidrokarbon aromatik polisklik (PHA), hidrogen klorida, timbal, arsen, kromium, dan berbagai zat lainnya yang tentu tidak baik bila terkonsumsi manusia. Berbagai zat tersebut pun tak hanya meracuni manusia, namun dapat menempel pada benda maupun makhluk hidup lainnya. Efek yang ditimbulkan pun beragam, seperti risiko penyakit paru-paru, gangguan sistem saraf, serangan jantung, dan meningkatnya risiko terserang berbagai jenis kanker. Wah, menyeramkan ya!

Daripada dibakar, ada berbagai cara yang lebih baik dilakukan untuk meminimalisir sampah yang dihasilkan rumah tangga. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan kembali sampah rumah tangga seperti kaleng bekas susu sebagai pot tanaman. Untuk sampah kertas, Anda bisa melakukan daur ulang dan mengubahnya menjadi kertas pembungkus. Sampah basah seperti sayuran atau daun-daunan kering dapat dialihkan menjadi pupuk kompos. Nah, sampah-sampah yang tak bisa digunakan lagi sebaiknya dibuang saja ke tempat pembuangan akhir, bukan dibakar. Ingat juga untuk membeli barang-barang seperlunya agar tidak memproduksi terlalu banyak sampah rumah tangga.


SUmber: Hellosehat.com