KURUS GAK SELALU BAGUS, KESEHATAN BISA TERANCAM!

Sehat atau tidaknya seseorang terkadang dapat dilihat dari berat badannya. Banyak dokter maupun ahli gizi yang menghimbau masyarakat agar memiliki pola hidup sehat sehingga berat badannya menjadi ideal. Memiliki berat badan yang terlalu berat atau obesitas sering dikaitkan dengan masalah kesehatan. Banyak yang meyakini bahwa seseorang yang obesitas lebih berisiko cepat meninggal. Namun, ternyata tak hanya mereka yang obesitas saja yang dapat terserang gangguan kesehatan. Ada beberapa risiko kesehatan yang mengintai mereka yang berbadan terlalu kurus.

Patah Tulang

Seseorang yang terlalu kurus memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang karena kurangnya lemak di dalam tubuh. Lemak memang dibutuhkan untuk pembentukan estrogen, hormon pada perempuan yang berguna untuk menjaga kesehatan tulang. Oleh karena itu, tulang orang yang kurus menjadi lebih mudah patah.

Keguguran

Perempuan yang terlalu kurus juga berpotensi untuk memiliki resiko keguguran hingga 72% lebih besar selama di trimester pertama. Tak hanya itu, perempuan yang berbadan kurus juga lebih rentan mengalami morning sickness saat hamil muda.

Depresi

Pria yang terlalu kurus maupun terlalu gemuk juga cenderung memiliki risiko depresi dan keinginan bunuh diri lebih tinggi 12% dibanding yang berbadan ideal. Hal ini mungkin saja terjadi karena ketika seseorang terlalu gemuk maupun terlalu kurus, produksi serotonin yang menghadirkan perasaan senang pun akan berkurang.

Penyakit Paru-Paru

Asma, bronkitis, dan pneumonia adalah beberapa jenis penyakit paru-paru yang lebih banyak menyerang perempuan dengan berat badan di bawah rata-rata. Penyebabnya adalah kurangnya produksi adipokin yang merupakan sel yang diproduksi oleh lemak untuk meningkatkan daya tubuh.

Berkurangnya Kualitas Sperma

Tak hanya meningkatkan risiko depresi, pria yang terlalu kurus pun juga akan mengalami masalah seksualitas, yaitu berkurangnya kualitas sperma. Pasalnya, ketika berat badan tidak ideal, maka komposisi hormon dalam tubuh pun akan terganggu. Akibatnya, jumlah dan kepekatan sperma pun turut berkurang.


Sumber: Doktersehat.com