MAKAN NGGAK LENGKAP TANPA KERUPUK, FAKTANYA MENGEJUTKAN!

Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang tidak bisa ditinggalkan bagi sebagian besar orang Indonesia. Soto, mie rebus, nasi goreng, makanan apapun terasa semakin lezat bila ditambah dengan kerupuk sebagai pendamping. Tak hanya sebagai pendamping makan, kerupuk juga tak jarang menjadi pilihan cemilan tengah malam atau sekedar nonton film. Meskipun terlihat sepele dan banyak orang melakukannya, bukan berarti kerupuk baik untuk kesehatan.

Kerupuk pada umumnya terbuat dari tepung. Seperti yang telah kita ketahui, bila terbuat dari tepung, maka semestinya makanan tersebut menjadi makanan pokok, seperti roti atau mie. Artinya, kerupuk sebenarnya mengandung karbohidrat sederhana dan seharusnya menjadi makanan pokok. Hal ini dibenarkan oleh pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Diana Sunardi, M. Gizi, SpGK. Menurutnya, ketika seseorang mengonsumsi kerupuk yang terbuat dari tepung dan tidak dilanjutkan dengan aktivitas, maka ia akan berubah menjadi lemak.

Proses pembuatan kerupuk sendiri juga melewati penggorengan dengan banyak minyak. Seperti yang telah kita ketahui, jumlah kalori dalam makanan akan meningkat drastis bila diproses dengan digoreng. Satu buah kerupuk biasanya mengandung sekitar 100-150 kalori. Padahal, makan satu buah kerupuk saja tidak akan cukup untuk menjadi pendamping makan siang. Artinya, kalori yang masuk ke tubuh akan melebihi jumlah seharusnya. Bila tidak dibarengi dengan olahraga yang rajin, kalori kerupuk tersebut akan berubah menjadi lemak.

Oleh karena itu, banyak ahli gizi yang melarang kerupuk bagi mereka yang sedang berdiet. Ahli gizi akan lebih menyarankan Tumpeng Gizi Seimbang, yaitu makanan pokok 3-4 prosi, buah 2-3 porsi, lauk pauk dengan sumber protein lengkap, hingga membatasi asupan gula, garam dan minyak.


Sumber: Tribunnews.com