MALAS SARAPAN, BRUNCH JADI PILIHAN, SEHAT NGGAK SIH?

Terburu-buru berangkat kerja di pagi hari menjadikan banyak orang melewatkan sarapan. Sebagai gantinya, mereka memilih menggabungkan sarapan dan makan siang yang kemudian lebih populer dikenal dengan istilah brunch. Istilah yang merupakan penggabungan breakfast dan lunch ini dilakukan pada jam-jam yang terlalu siang untuk sarapan, namun terlalu awal untuk makan siang. Tepatnya, brunch dilakukan sekitar pukul 9-10 pagi. Meskipun terlihat efisien, apakah brunch baik bagi kesehatan?

Seorang pakar gizi dari Evolve Medspa, Mansi Belani, mengemukakan bahwa ternyata ada satu alasan yang menjadikan brunch tidak terlalu baik untuk kesehatan, seperti yang dimuat dalam Indiantimes.com. Satu alasan tersebut adalah porsi makan yang menjadi lebih banyak dari biasanya. Setiap orang yang memilih brunch terkadang tidak mengontrol porsi makannya dan cenderung makan lebih banyak,

Hal tersebut terjadi karena Anda sedang dalam kondisi lapar karena perut sudah terlalu lama kosong sejak bangun tidur hingga waktu brunch tiba. Tak hanya itu, secara psikologis Anda juga akan memperbanyak porsi makan karena berpikir Anda akan melewatkan makan siang juga. Inilah yang memicu Anda untuk makan dengan porsi yang lebih banyak.

Tak hanya itu, karena jeda waktu yang lama, ada kemungkinan terjadinya penumpukan lemak pada tubuh. Otak juga bisa kekurangan suplai glukosa dan juga kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, bila Anda harus brunch, ada empat hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah memilih menu yang tinggi akan serat agar mengurangi terjadinya penumpukan lemak. Kedua, makan dengan porsi yang sewajarnya saja. Ketiga, pastikan untuk brunch di waktu yang tepat, jangan terlalu siang karena tumpukan lemak pun makin meningkat. Yang terakhir, jangan menjadikan brunch sebagai kebiasaan karena waktu makan yang terbaik adalah tiga kali sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam.


Sumber: Tribunnews.com