CEGUKAN DIANGGAP SEBAGAI GEJALA BARU COVID-19, KOK BISA?

Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini merupakan penyakit yang tergolong baru, sehingga sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Selain itu, gejala yang ditemukan dari penyakit ini pun hingga masih terus mengalami perkembangan.

Salah satu gejala baru yang ditemukan dari Covid-19 baru-baru ini adalah cegukan. Hal ini tentunya cukup mengejutkan karena cegukan sebelumnya tidak pernah masuk dalam daftar gejala Covid-19.

Baru-baru ini, seorang pasien mengeluh mengalami cegukan selama empat hari. Dilansir dari Detik Health, pria berusia 62 tahun asal Chicago tersebut mengalami gejala ini setelah dinyatakan positif Covid-19 tanpa disertai gejala lainnya. Kasus yang dilaporkan di American Journal of Emergency Medicine tersebut juga menyatakan jika pasien memiliki riwayat diabetes.

Saat masuk di unit gawat darurat, suhu badan pasien tersebut sekitar 37,3 derajat celcius dengan denyut nadi 96 per menit. Pemeriksaan fisik awalnya tidak menunjukkan hasil apa-apa. Namun setelah dilakukan pemeriksaan sinar-X dada, hasilnya terdapat keruhan di kedua bidang paru-paru. Pria ini pun didiagnosis positif Covid-19 setelah pemeriksaan PCR.

Menurut para ahli, gejala cegukan ini tergolong atipikal atau tidak khas. Namun penemuan ini tentunya membantu para ahli dan dokter karena mengungkap adanya gejala lain yang perlu diwaspadai selain batuk, sesak nafas, demam, juga sakit tenggorokan.

Apa Hubungannya Cegukan dengan Gejala Covid-19?

Cegukan bisa terjadi karena adanya kejang pada bagian diafragma. Dalam kasus ini, otot diafragma berkontraksi untuk membantu paru-paru bernafas. Kemudian muncul dugaan jika paru-paru menjadi iritasi akibat infeksi Covid-19. Adanya iritasi inilah yang mengakibatkan fungsi saraf frenikus yang membentang di sepanjang tenggorokan sampai diafragma menjadi terganggu, sehingga menyebabkan seseorang menjadi cegukan dengan terus menerus.

Ketua Tim Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso mengakui adanya beberapa pasien Covid-19 yang mengalami cegukan. Menurutnya, kondisi ini terkait dengan kurangnya oksigen akibat fungsi paru yang menurun.

Cegukan umumnya tidak berlangsung dalam waktu yang lama, meskipun ada pula kondisi cegukan persisten yang juga bisa berlangsung dalam waktu yang lama bahkan hingga sebulan. Cegukan memang bukanlah hal yang mematikan namun hal ini tentunya bisa sangat mengganggu jika berlangsung dalam waktu yang lama. 

Temuan gejala baru Covid-19 yang berupa cegukan ini sebaiknya tidak dianggap remeh. Karenanya, jika Sobat Sehat mengalami cegukan yang berlangsung lama sebaiknya segera menghubungi dokter.


Source:

Detik Health

Klikdokter