STANDAR KEBERSIHAN YANG HARUS DIMILIKI AREA PENGUNGSIAN

Saat terjadi bencana alam, bisa dipastikan bahwa warga yang tinggal di daerah bencana harus diungsikan terlebih dahulu ke daerah yang lebih aman. Ratusan bahkan ribuan orang terpaksa harus tinggal di satu lokasi yang tentunya tidak senyaman rumah sendiri. Tidak hanya berbagi atap, para pengungsi harus rela berbagai kebutuhan lainnya seperti air, makanan, serta pakaian. Terkadang, dengan begitu banyaknya orang yang berkumpul di lokasi pengungsian, kebersihan menjadi hal yang diabaikan. Padahal, sanitasi justru menjadi hal yang paling penting di sebuah lokasi pengungsian.

Tempat pengungsian yang layak setidaknya harus memenuhi standar sanitasi kebersihan yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan karena kurangnya sarana kesehatan di area pengungsian. Lalu, bagaimana kah standar sanitasi di area pengungsian?

Tersedia Air

Air, terutama air bersih, adalah hal yang paling penting di area pengungsian. Air diperlukan untuk keperluan minum, memasak, maupun untuk membersihkan diri. Karena banyaknya pengungsi yang berkumpul di satu area pengungsian, tidak jarang bila terjadi kekurangan air, entah karena persediaan yang kurang memadai atau karena air sudah tercemar. Oleh karena itu, persediaan air bersih harus diperhatikan di daerah pengungsian.

Tersedia Kamar Mandi Umum

Selain ketersediaan air, kamar mandi umum juga diperlukan untuk kebutuhan kebersihan setiap pengungsi. Kamar mandi yang tersedia pun harus cukup banyak agar semua pengungsi dapat mandi secara teratur setiap hari pada jam tertentu. Pemisahan kamar mandi perempuan dan laki-laki juga penting apabila memungkinkan. Selain kamar mandi, akan lebih baik apabila ada prasarana pencucian pakaian atau peralatan memasak yang bisa digunakan bersama-sama.

Tersedia Pembuangan Kotoran

Area pengungsian juga harus memiliki jumlah jamban yang cukup dengan jarak yang tidak jauh dari pemukiman. Satu jamban setidaknya digunakan paling banyak oleh 20 orang. Letaknya pun tidak boleh lebih dari 50 meter atau satu menit jalan kaki dari pemukiman. Apabila jamban yang tersedia tidak permanen, maka pembuangannya tidak boleh merembes ke sumber air manapun di pengungsian. Dengan demikian, kotoran tidak akan mencemari perairan.

Tersedia Tempat Pengolahan Limbah

Dengan banyaknya orang yang mengungsi di area pengungsian, tentunya akan banyak limbah yang diproduksi setiap harinya. Limbah atau sampah yang tidak diolah tentunya akan menimbulkan penyakit yang bisa menyebar dengan mudah di antara para pengungsi. Oleh karena itu, setiap limbah padat maupun cair yang dihasilkan sudah semestinya diolah agar tidak menjadi sumber penyakit lainnya. Untuk limbah padat setidaknya disiapkan dua drum sampah yang dapat menampung sampah untuk 80 hingga 100 orang.  Sedangkan untuk limbah cair, sepanjang dialirkan ke pembuangan yang tepat dan tidak menggenang maka akan aman bagi pengungsi.


Penulis: Gilang Wening Pertiwi

Sumber: Indonesian-publichealth.com