SAYANGI KUCING, CEGAH TOKSOPLASMOSIS (PART 1)

Mungkin sebagian dari Anda heran, “Loh kok malah disuruh sayangi kucing buat mencegah tokso?? Bukannya disuruh jauh-jauh dari kucing??”. Jika Anda masih berpikir seperti itu ketika membaca judul artikel ini, ada baiknya Anda membaca artikel ini sampai selesai.


Ketika mendengar kata “tokso” atau “toksoplasma” atau “toksoplasmosis” mungkin beberapa di antara kita langsung terbayang oleh sosok hewan berbulu, lucu, nan menggemaskan, yaitu kucing. Dalam masyarakat kita, kucing dipandang sebagai pembawa virus toksoplasma yang sangat berbahaya bagi para wanita, khususnya ibu hamil. Toksoplasma dapat menyebabkan sulit hamil, cacat bawaan pada bayi, hingga keguguran. Tak pelak banyak orang was-was dan menjauhi hewan yang satu ini. Bahkan ada pendapat ekstrim yang menyatakan bahwa jika bersentuhan dengan kucing, misalnya mengelus, maka kita akan langsung terpapar virus toksoplasma. Benarkah begitu?


Pada kenyataannya masih banyak masyarakat kita yang belum paham betul mengenai toksoplasmosis, khususnya tentang bagaimana cara penularannya. Pemahaman masyarakat kita masih terbatas pada akibat yang ditimbulkan toksoplasmosis. Beberapa fakta berikut akan membuka mata dan pikiran Anda:


Fakta 1 : Banyak orang masih salah kaprah dalam menggunakan kata “toksoplasma” dan “toksoplasmosis”.

Toksoplasmosis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma Gondii. Infeksi ini merupakan salah satu jenis penyakit zoonis, yaitu penyakit yang bisa menyerang hewan dan manusia. Dari definisi tersebut, toksoplasmosis digunakan untuk menyebut infeksi / penyakit, sedangkan toksoplasma adalah jenis parasit yang menyebabkan terjadinya infeksi.  


Fakta 2 : Toksoplasmosis dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan umur.

Tidak hanya wanita atau ibu hamil, pria juga bisa terkena toksoplasmosis. Pada pria, toksoplasmosis akan mempengaruhi proses spermatogenesis yang menyebabkan kurangnya produksi sperma. Hal ini ditandai dengan jauh lebih kentalnya sperma dibandingkan sperma pria yang sehat.


Selain itu, toksoplasmosis tidak hanya rawan diderita oleh orang yang memelihara kucing. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apakah ini berarti toksoplasmosis bisa menular dari satu orang ke orang lainnya? Nah, fakta berikutnya akan mengungkapkan.


Fakta 3 : Kucing bukanlah satu-satunya hewan penyebar toksoplasma.

Toksoplasma tidak hanya bisa ditularkan oleh kucing tetapi juga hewan berdarah panas lainnya seperti anjing, sapi, kambing, babi, tikus, kelinci, ayam, dan burung. Selama ini kucing dianggap sebagai satu-satunya hewan penyebab toksoplasma karena tubuh kucing merupakan satu-satunya inang definitif dimana parasit dapat berkembang biak secara seksual dan non seksual. Kucing juga adalah satu-satunya hewan yang dapat menularkan toksoplasma melalui kotorannya yaitu dalam bentuk oosit (telur). Pada hewan lainnya, parasit toksoplasma melekat pada daging dan otot dalam bentuk kista.


Fakta 4 : Toksoplasma hanya bisa menginfeksi ketika kucing pertama kali terekspos oleh parasit.

Parasit toksoplasma dapat masuk ke tubuh kucing ketika kucing memakan daging mentah mangsanya atau terkena kotoran kucing lainnya yang sudah terinfeksi. Parasit tersebut hidup aktiv dalam bentuk oosit di dalam saluran cerna kucing selama kurang lebih 2 minggu, dan sebagian terbuang melalui kotoran. Setelah infeksi pertama, kucing akan membangun imunitas terhadap toksoplasma sehingga tidak akan terserang untuk kedua kalinya.


Fakta 5 : Parasit toksoplasma dalam kotoran kucing berjumlah jutaan dan tahan lama.

Dalam satu kali buang kotoran, kucing yang terinfeksi dapat mengeluarkan jutaan telur toksoplasma yang hanya bisa dilihat secara mikroskopis. Oosit tersebut membutuhkan waktu 24 jam menjadi dewasa untuk bisa bisa menginfeksi inang berikutnya. Pada kotoran, tanah, pasir atau tempat lembab oosit dewasa dapat bertahan hingga 18 bulan.


Fakta 6 : Toksoplasmosis tidak menular antar manusia.

Toksoplasmosis hanya menular melalui kontak langsung dengan kotoran kucing, dan juga tanah atau pasir yang terinfeksi parasit. Selain itu kebiasaan hidup seperti mengkonsumsi daging/telur/susu yang tidak dimasak sampai matang (kurang dari 66o C), tidak mencuci tangan setelah memegang daging mentah, atau memakan sayuran dan buah-buahan yang tidak dicuci bersih juga dapat menjadi media penularan toksoplasmosis . Penularan dari manusia ke manusia hanya bisa terjadi melalui transplantasi organ dan tranfusi darah. Maka dari itu, toksoplasmosis tidak menular ke pasangan, tapi ke keturunan.


Fakta 7 : Tanda dan gejala toksoplasmosis tidak spesifik.

Gejala yang timbul biasanya mirip dengan gejala flu, lelah, demam, sakit kepala, nyeri otot yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Diagnosa toksoplasma yang tepat harus dilakukan dengan pemeriksaan darah (skrining) ke laboratorium.