APA YANG TERJADI JIKA KEKURANGAN PROTEIN DALAM TUBUH?

Protein merupakan salah satu nutrisi makro atau makronutrien yang sangat dibutuhkan tubuh manusia untuk perbaikan dan pembentukan jaringan. Namun, tubuh tidak bisa menyimpan protein sehingga Sobat Sehat harus mengonsumsi protein setiap hari. Lalu apa yang terjadi jika kekurangan protein? Apakah akan berbahaya bagi kehidupan sehari-hari?

Pada dasarnya, kebutuhan protein setiap harinya ini cukup banyak. Orang dewasa saja membutuhkan protein paling tidak lebih dari 60 gram. Apalagi jika seseorang memiliki aktivitas yang padat setiap hari, maka kebutuhan protein ini juga akan bertambah.

Apa yang Terjadi jika Kekurangan Protein?

Selain menyediakan energi untuk tubuh, protein juga memiliki peranan penting lainnya, seperti membentuk sel & jaringan tubuh, pembentukan enzim, meningkatkan respon sistem imun, dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh.

Tidak hanya itu, nutrisi protein juga sangat diperlukan untuk proses tumbuh dan kembang anak-anak serta remaja. Oleh karena itu, bagi Sobat Sehat yang mempunyai anak, sangat penting untuk selalu memastikan bahwa kebutuhan protein pada buah hati terpenuhi setiap hari.

Sebab, terdapat beberapa masalah gizi yang sangat riskan apabila asupan protein ini tidak terpenuhi dengan baik. Bahkan, beberapa penyakit kekurangan protein ini sering terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, atau negara miskin.

Gejala Kekurangan Energi Protein

Sebelum membahas lebih dalam mengenai apa yang terjadi jika kekurangan protein, Sobat Sehat sebaiknya mengenal tanda-tanda ketika protein tidak terpenuhi. Berikut adalah beberapa gejala ketika seseorang kekurangan protein:

  • Rambut mudah rontok.

  • Mudah terserang penyakit atau infeksi karena kekebalan tubuh menurun.

  • Kuku dan tulang mudah patah.

  • Berat badan di bawah angka ideal dan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 18,5.

  • Tubuh terasa lelah terus-menerus.

  • Mudah merasa kedinginan.

  • Kulit kering dan pucat.

  • Diare kronis.

  • Nafsu makan menurun.

  • Tubuh kurus karena penyusutan otot dan lemak.

Dampak Kekurangan Protein dalam Jangka Panjang

Itulah beberapa tanda apabila tubuh kekurangan protein. Namun, apa yang terjadi jika kekurangan protein dalam jangka panjang? Salah satu masalah gizi yang sering terjadi di Indonesia adalah kekurangan energi protein (KEP).

Ada dua kondisi ketika anak-anak atau seseorang mengalami kekurangan asupan protein dalam waktu yang lama, yaitu:

1. Kwashiorkor

Kekurangan protein secara terus-menerus dapat mengakibatkan malnutrisi yang bernama kwashiorkor. Sejatinya, kwashiorkor merupakan kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein.

Umumnya, masalah gizi ini ditandai dengan adanya pembengkakan di bagian bawah kulit karena terlalu banyak cairan di dalam jaringan tubuh. Pembengkakan ini bisa muncul di semua area tubuh, tetapi lebih sering terjadi di bagian kaki.

Selain itu, tanda lainnya dari kwashiorkor adalah muncul ruam, selalu mengantuk, perut membesar, rambut bisa berubah menjadi putih, dan sering mengalami infeksi.

2. Marasmus

Apabila kwashiorkor merupakan masalah yang terjadi ketika kekurangan energi dari protein, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi dari semua nutrisi, seperti lemak, karbohidrat, dan protein.

Artinya, marasmus adalah salah satu bentuk dari gizi buruk yang sebaiknya dihindari. Orang yang mengalami marasmus akan memiliki ciri-ciri kekurangan berat badan, pertumbuhan terhambat, kulit kering, terlihat lebih tua, dan selalu lesu.

Selain itu, penderita marasmus akan rentan terkena infeksi akut, seperti tuberkulosis, gastroenteritis, dan infeksi pada saluran pernapasan.

Cara Mencegah Kekurangan Protein

Pertanyaan dari apa yang terjadi jika kekurangan protein sudah terjawab dan beberapa kondisi tersebut ternyata dapat membahayakan nyawa. Oleh karena itu, mencegah kekurangan energi protein ini sangat penting agar tidak berubah menjadi hal yang berbahaya.

Malnutrisi energi protein ini sebenarnya dapat Sobat Sehat cegah dengan menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang. Banyak sekali sumber protein yang bisa dijadikan sumber makanan, di antaranya ikan, telur, daging merah, daging unggas, dan aneka seafood.

Selain itu, Sobat Sehat juga bisa rutin minum susu dan mengajarkan kebiasaan ini kepada anak. Sebab, susu merupakan salah satu sumber protein yang baik untuk tubuh, baik susu hewani atau nabati.

Berbagai produk susu yang aman dan sehat, baik untuk orang dewasa dan anak-anak, bisa dibeli melalui Apotek K-24. Tidak hanya terjamin keasliannya, Sobat Sehat juga bisa membelinya kapan saja karena buka 24 jam. Yuk, lawan masalah gizi di Indonesia dengan memenuhi kebutuhan nutrisi setiap hari!